covid 19

Tahun 2020, dunia sedang mengalami ujian kemanusiaan. Sifat asli kemanusiaan kita sedang dipertanyakan sampe sejauh mana kita mampu memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan kita. Iya, dunia sedang dikunjungi kembali oleh makhluk tak kasat mata (karna ngeliatnya harus pakai mikroskop) bernama corona. Corona ini berkembang menjadi penyakit dan kita menyebutnya COVID-19. Ini bukan yang pertama kali dialami oleh Dunia. Sebelum-sebelumnya juga pernah, tapi yang sekarang saya percaya efeknya jauh lebih masif dari yang pernah terjadi sebelumnya. Mungkin karena internet, sosial media, dimana penyebaran informasi meluas tanpa batas, sehingga setiap orang bebas berbicara, menambah, mengurangi suatu informasi. Selain itu, pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain yang sulit dikendalikan memperluas penyebaran virus ini. Btw, ini tulisan perlu banget aku tulis, supaya menjadi catatan kelak kalau wabah berakhir, tulisan ini menjadi kenangan untuk dibaca kembali. Kenang tentang umat manusia yg berjuang bertahan dan menang..

Sebelumnya...
Cara orang stoa menghadapi corona
1. Dikotomi kendali. Pikirkan hanya yang bisa dikendalikan. Contoh, daya tahan tubuh, itu kondisinya tidak bisa kita kendalikan. Tapi bagaimana mengupayakannya, itu dalam kendali kita. Makan, istirahat, minum vitamin, berpikir positif dan tidak pergi kemana2
2. Expect the unexpected. Yang membuat virus ini menjadi menakutkan itu karena efeknya bisa mengakibatkan kematian. Sedangkan manusia itu lucu, udah tahu pasti akan mati tapi masih ketakutan kalau ada beginian, tapi kenapa ga takut kalo pas naik motor ga pake helm, kecepatan 60, padahal risikonya sama, bisa mati. Alasan kenapa orang takut mati, karena dia belum siap. Padahal secara teknis, mati itu berarti berhentinya semua system pendukung kita hidup. Jantung, paru, otak. Ketiganya berhenti, sudah itu aja.  Yang bikin menakutkan adalah bayangan kita tentang kematian, diseret ke tempat yang gelap (karna mungkin merasa sangat berdosa). Padahal siapa tahu bahwa di sisi lain kematian itu cuman ruang hampa. Sama seperti sebelum kita lahir, kita ga tahu kita siapa dan lagi ada dimana. Malah menurut saya kita bisa mempersiapkan kematian kita dalam 14 hari.
(pasti komentar netijen: waaa ni orang nyari mati niii) begini, masa inkubasi virus kan maksimal 14 hari untuk dinyatakan positif. Yaudah, lakukan persiapan dalam 14 hari itu, persiapan mental, ikhlas kalo memang kebagian “berkat”, persiapan memperbaiki hubungan yang kemarin rusak karena pilkada mungkin? Rusak karena perbedaan boyband favorit? Minta maaf, say hello, saling menguatkan, mendoakan, sampaikan rasa sayang ke orang2 sekitar, apa pun dilakukan demi hubungan yang lebih baik. Kalau dalam 14 haru tersebut sehat, ucapkan syukur, kembali lagi ke awal, lakukan persiapan mental dst dst, sampai tidak terasa itu menjadi kebiasaan.

Penutup
Seraya dunia sedang bergerak lambat. Ambilah waktu untuk restart. Memulai dari awal, menata ulang tujuan hidup, nilai apa yang ingin dibangun, dikejar diajarkan dan diwariskan.. ambillah waktu untuk menikmati detail setiap hal yang terjadi. Bergerak pelan bukan berarti ga produktif, maju dengan kecepatan super pun bukan ukuran sebuah kemajuan (progress). Ambillah waktu untuk mencintai dengan benar, bercanda dengan benar, berbicara dengan benar. Ambillah waktu untuk memulihkan hubungan, menjalin kembali benang yang putus. Ini adalah waktu yang diberikan dunia untuk semua orang yang merasa ketinggalan. Lalukan apa yang dulu ga sempat dilakukan karna sibuk “balapan” di lintasan waktu orang lain. Lakukan apa yang selama ini ada tapi tak tersentuh dan berdebu, peralatan melukis, karpet yoga, gitar klasik, biola. Ambilah waktu dan lakukan satu hal dalam satu waktu. 
Karena ketika bertahan untuk bisa tetap diam terasa berat
Ketahuilah bahwa bergerak melambat bukan berarti kita lemah
Bertahan bukan berarti pasrah dengan keadaan
Bertahan bukan pula berarti bisa melewati ini semua dengan sempurna
Bukan bukan berarti kita tahu semua jawaban atas pertanyaan
Bertahan bukan berarti hidup bebas dari ketakutan dan kekhawatiran
Tapi
Bertahan itu berarti mampu menahan segala sesuatu
Bertahan berarti kita tahu bahwa menjadi manusia itu indah sekaligus rapuh
Bertahan artinya boleh merasakan kepedihan atas kehilangan orang yang kita sayangi
Bertahan berarti berempati atas hati yang kehilangan
Untuk bisa merasakan itu semua dan untuk perjalanan hidup yang sedang melambat ini, ketahuilah bukan berarti kita sedang melemah.

Komentar

Postingan Populer