Senja Hari di Kota Ini


Senja hari di Kota Ini tidak selalu membawa mood yang sama, satu senja akan berbeda mood dengan senja yang lain, dan kali ini senja yang kualami berbeda, tidak buruk juga tidak baik, hanya melayang, berayun-ayun seperti bunga dandelion yang bergerak ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang bergantung pada tiupan angin yang membawanya. Hm...dandelion, ya seperti dandelion, begitu ringan dan tanpa beban. Ralat, bukan tanpa beban, tapi memaksa diri untuk merasa tanpa beban tapi sebenarnya beban sedang berkeliaran di sekitarku.

Bergelut dengan rutinitas yang melumpuhkan kreativitas tanpa batas membuatku sulit bernapas. Dan senja ini seolah menjadi pertanda bahwa, waktu yang kumiliki hari ini sudah hampir habis dan apa yang kukerjakan hari ini sudah sampai pada mesbah dan siap untuk dipersembahkan kepada Yang Abadi. Sekali lagi senja di kota ini mulai menanyakan sesuatu yang absurd, sesuatu yang tidak bisa kujawab dengan cara yang empiris, mengandung data dan tentu saja tidak memerlukan proses administrasi yang rumit tapi cukup merumitkan jika  tidak segera dicarikan jawaban. Dengan menyeringai tajam ia bertanya, apa saja yang sudah kuperjuangkan hari ini, apakah cukup signifikan untuk sebuah bayangan yang selalu ku impikan bahkan ketika aku sedang berjalan, apakah ini benar-benar jalanku, apakah ini benar-benar yang aku inginkan untuk kujalani??
Selalu dan pasti, senja di kota ini memandangku dengan pandangan yang tidak biasa, seolah-olah ingin membisikkan bahwa aku harus bangun, bergerak dan kemudian berlari mencapai hal yang membuatku bahagia, senja tahu pasti bahwa hal itu tidak mudah, tapi pasti ada jalan dan layak diperjuangkan.

Komentar

Postingan Populer